Rabu, 06 April 2011

Diego Maradona

Diego Armando Maradona (lahir di Buenos Aires, Argentina, 30 Oktober 1960; umur 50 tahun) adalah mantan pesepak bola legendaris Argentina. Maradona menjadi pelatih timnas Argentina mulai November 2008 sampai Juli 2010. Untuk Argentina Maradona tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 34 gol. Maradona termasuk dalam deretan pesepakbola terbaik abad ini bersama dengan Pele, Johan Cruyff dan Franz Beckenbauer

Kelahiran

Maradona lahir dalam kemiskinan pada tanggal 30 Oktober 1960 di Lanús tetapi menghabiskan masa kecilnya di Villa Fiorito. Dia adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara.

Karier

Diego Maradona, 1981
Pada usia 10 tahun bakat sepakbolanya ditemukan oleh pemandu bakat klub Agentinos Juniors. 2 tahun kemudian dia menjadi maskot klub tersebut bernama Los Cebollitas (Bawang Kecil), yang mana dia bertugas untuk menghibur penonton dengan skill sepakbolanya saat jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama Argentina. rgentinos Juniors. Bakatnya tercium sampai ke Inggris dimana klub Sheffield United mencoba mentransfernya seharga 180.000 poundsterling. Proposal itu kemudian ditolak oleh Argentinos Juniors. Setahun kemudian, ia melakukan debut internasional bersama timnas Argentina. Pada tahun 1981, ia dibeli klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling dimana ia menjadi juara liga untuk pertama kalinya.

FC Barcelona

Setelah Piala Dunia 1982, ia kemudian ditransfer ke FC Barcelona dengan harga 5 juta pounsterling, yang merupakan rekor dunia pada saat itu. Disana bersama pelatih César Luis Menotti, Maradona memenangkan Copa del Rey, mengalahkan musuh bebuyutan FC Barcelona, Real Madrid, dan Piala Super Spanyol, mengalahkan Athletic de Bilbao. Kariernya di FC Barcelona mengalami beberapa kendala, pertama adalah ketika Maradona divonis mengidap penyakit hepatitis, kemudian cedera engkel yang parah akibat tekel keras oleh pemain Athletic de Bilbao, Andoni Goikoetxea dimana hampir mengakhiri kariernya dalam dunia sepakbola. Selain itu dia juga kerap bersitegang dengan Presidan klub Josep Lluís Núñez.

Napoli

Maradona lalu ditransfer ke SSC Napoli pada tahun 1984 dan mencapai puncak kariernya dalam sepakbola dimana ia membawa tim tersebut menjadi juara Seri A untuk pertama kalinya dalam sejarah Napoli (1986/87 dan kemudian 1989/1990). Dan menjadi runner up Seri A pada tahun 1987/88 dan 1988/89. Selain itu, ia juga membantu Napoli menjuarai Piala Italia pada tahun 1987. Setahun kemudian (musim 88/89), Napoli mengalahkan Vfb Stuttgart untuk menjadi juara Piala UEFA. Maradona juga menjadi pencetak gol terbanyak dalam Liga Italia Seri A dengan 15 gol. Maradona juga meraih penghargaan Guerin d'Oro sebagai pemain dengan rating terbaik menurut majalah Italia Guerin Sportivo. Maradona juga tampil dalam acara testimoni untuk Osvaldo Ardilles dalam pertandingan antara Tottenham Hotspurs melawan Inter Milan dimana skor akhirnya 2-1 untuk kemenangan Spurs. Dalam pertandingan itu Glenn Hoddle merelakan kaos nomor 10 miliknya untuk dipakai oleh Maradona. Namun dibalik kehebatannya tersebut, justru di Italia Maradona semakin terpuruk dalam dunia hitam. Kebiasaannya mengkonsumsi kokain semakin memburuk dan berkali-kali di denda oleh kubnya karena tidak tampil dalam latihan maupun pertandingan dengan alasan stress.

Sevilla, Newells Old Boys & Boca Juniors

Kariernya kemudian menurun setelah itu. Ia terbukti menggunakan doping pada tahun 1991[rujukan?] dan dilarang bermain sepakbola selama 15 bulan. Setelah bebas, ia melakukan comeback bersama Sevilla namun dipecat setahun kemudian. Ia lalu kembali ke Argentina dan bermain bersama Newell's Old Boys selama 5 pertandingan sebelum lagi-lagi dilarang bermain selama 15 bulan karena kembali diketahui doping saat Piala Dunia 1994 berlangsung.
Setelah sempat menjadi pelatih bagi Deportivo Mandiyú (1994) dan Racing Club (1995) dan mencoba melanjutkan karier bermain bersama Boca Juniors antara tahun 1995 dan 1997, ia akhirnya pensiun pada 30 Oktober 1997.

Karier Internasional

Maradona mengangkat trofi Piala Dunia Junior pada 1979
Maradona memulai debutnya bersama Argentina pada usia 16 tahun melawan Hongaria pada 27 Februari 1977. Pada usia 18 tahun Maradona berpartisipasi dalam Piala Dunia Junior yang diselenggarakan di Jepang, dimana Argentina sempat berhadapan dengan Indonesia dengan hasil 5-0. Maradona mencetak 2 gol bersama Ramón Díaz yang mencetak hattrick

Piala Dunia 1982

Maradona melakukan debutnya dalam pentas Piala Dunia pada Piala Dunia 1982. Pada babak penyisihan Argentina yang adalah juara bertahan secara mengejutkan kalah 0-1 oleh Belgia,walaupun begitu Argentina berhasil melaju ke babak kedua turnamen setelah mengalahkan Hongaria 4-1 dan El Salvador 2-0. Di babak berikutnya mereka kembali mengalami kekalahan oleh Italia 1-2 dan Brazil 1-3. Maradona tampil dalam semua pertandingan di Piala Dunia dan mencetak 2 gol. Semuanya di buat dalam pertandingan melawan Hongaria.

Piala Dunia 1986

Maradona, turns like a little eel, he comes away from trouble, little squat man... comes inside Butcher and leaves him for dead, outside Fenwick and leaves him for dead, and puts the ball away... and that is why Maradona is the greatest player in the world.
——Bryon Butler (BBC Radio)[1]
Pertunjukkan kehebatan Maradona {yang ditunjuk menjadi kapten tim} adalah pada saat berlangsungnya Piala Dunia 1986 di Meksiko, di mana hampir sendirian ia mengantarkan Argentina keluar sebagai Juara Dunia untuk kedua kalinya, setelah yang pertama pada tahun 1978 di Argentina. Pada Piala Dunia di Meksiko tersebut , Maradona membuat gol terbaik sepanjang masa versi FIFA yaitu ketika Argentina bertemu Inggris di babak perempat final. Pada saat itu Maradona melakukan sprint sambil membawa bola dari tengah lapangan, kemudian melewati 5 orang pemain Inggris (Glenn Hoddle, Peter Beardsley, Steve Hodge, Peter Reid, Terry Butcher) dan menaklukkan kiper kenamaan Inggris, Peter Shilton. Semua itu dilakukan Maradona hanya dalam rentang waktu kurang lebih 10 detik. Sayangnya, pada partai tersebut pula, Maradona membuat gol yang sangat buruk. Gol tersebut tercipta melalui bantuan tangan, yang dikatakan Maradona sebagai hasil bantuan "tangan Tuhan". Ia akhirnya mengakui bahwa hal tersebut dilakukan dengan sengaja pada 22 Agustus 2005. Total Maradona mencetak 5 gol dan 5 assist dan tidak pernah diganti selama pertandingan Argentina dalam Piala Dunia 1986. Sebagai bentuk penghormatan, maka didirikanlah patung Maradona ketika sedang mencetak gol di depan pintu masuk stadion Stadion Azteca.

Piala Dunia 1990

Pada Piala Dunia berikutnya tahun 1990 di Italia, Maradona kembali mengkapteni Argentina. Namun penampilan Maradona kurang maksimal dikarenakan cedera lutut sebelum turnamen dimulai. Argentina memulai perjalanannya dalam turnamen ini dengan kurang meyakinkan, hampir tersisih dalam babak awal dan hanya menempati peringkat 3 dalam grup B. Argentina kemudian bertemu musuh bebuyutannya Brasil. Ketika diramalkan akan menderita kekalahan, Maradona tampil sebagai pahlawan dengan mengirimkan umpan untuk diselesaikan oleh Claudio Caniggia. Argentina pun menang 1-0 atas Brasil. Babak selanjutnya Argentina bertemu dengan Yugoslavia dimana pertandingan diselesaikan lewat adu pinalti. Maradona adalah salah satu penendang pinalti yang gagal. Semifinal melawan Italia juga diselesaikan lewat adu pinalti setelah skor 1-1 selama 2x45 menit. Kali ini Maradona berhasil menyarangkan pinalti setelah dengan berani menendang bola pada arah yang sama ketika ia gagal ketika melawan Yugoslavia. Pada pertandingan final sudah menunggu Jerman Barat yang kemudian berhasil mengalahkan Argentina 1-0 lewat pinalti yang dicetak oleh Andreas Brehme pada menit ke-85, setelah terjadi pelanggaran kepada penyerang Jerman Barat, Rudi Völler.

Piala Dunia 1994

Maradona tampil lagi sebagai kapten untuk Argentina namun hanya tampil sebanyak 2 kali dan mencetak 1 gol ketika melawan Yunani. Ia kemudian tertangkap menggunakan doping, dan dilarang berpartisipasi dalam turnamen. Maradona kemudian menyangkal dirinya sengaja memakai doping dan menuduh adanya konspirasi melawan dirinya oleh Amerika Serikat.

Pascakarier

  • Tahun 2000 Maradona meluncurkan otobiografi nya berjudul Yo Soy El Diego (Sayalah Diego) yang mana langsung menjadi best seller di Argentina. Maradona mempersembahkan sebagian royalti penjualan buku ini kepada "rakyat Kuba dan Fidel"
  • Tahun 2001 organisasi sepakbola Argentina(AFA) mengusulkan kepada FIFA untuk mempensiunkan nomor punggung 10 sebagai bentuk penghormatan keada Maradona. FIFA tidak mengijinkan hal tersebut.
  • Argentinos Juniors menamai stadion mereka Stadion Maradona pada tahun 2003.
  • Pada tahun 2004, Maradona hampir meninggal dunia akibat serangan jantung karena overdosis kokain. Setelah keluar dari rumah sakit, ia melakukan operasi perut pada Maret 2005 untuk mengurangi beratnya. Pada Agustus 2005, ia memulai karier baru sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 (Acara malam si no. 10).
  • Pada 2008, Maradona secara mengejutkan terpilih menjadi pelatih kepala Argentina. Pada debutnya sebagai pelatih baru tim Tango, Maradona berhasil membawa timnya menumbangkan Skotlandia 1 - 0 di Glasgow. Skotlandia. Maradona juga menunjuk Javier Mascherano, gelandang Liverpool sebagai kapten baru timnas. Dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Maradona mengantarkan Argentina melaju sampai babak perempat final dimana Argentina dikalahkan oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Maradona kemudian dipecat pada bulan Juli 2010.

Gaya Bermain

Maradona tampil untuk Argentinos Juniors pada 1980
Maradona memiliki fisik yang kekar dan kuat dalam menghadapi permainan fisik yang keras. Tubuhnya yang pendek dengan pusat gravitasi yang rendah memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-driblle bola. Maradona adalah pengatur serangan dan seorang yang bermain untuk timnya, selain itu dia juga mempunyai skill yang tinggi dalam menguasai bola. Keahliannya yang tinggi dalam menguasai bola, membuatnya mudah melewati para penjaganya. Hal ini dapat dilihat dalam golnya ketika melawan Inggris dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko. Beberapa gerakan trademark Maradona diantaranya adalah melakukan sprint di daerah sayap dan kemudian mengirimkan umpan tarik kepada rekan setimnya. Lainnya adalah tendangan Rabona yang menyilangkan kaki berlawanan di belakang kaki yang menguasai bola untuk menendang bola. Ia juga dikenal sebagai pengambil tendangan bebas yang akurat dan mematikan. Maradona sebagian besar menggunakan kaki kirinya dalam permainannya, bahkan jika bola berada di sebelah kanannya. Golnya ketika melawan Belgia dalam Piala Dunia 1986 memperlihatkan hal itu. Golnya melawan Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal tersebut, Maradona menggunakan kaki kirinya ketika melewati pamain-pemain Inggris.

Pele

Edison Arantes do Nascimento atau lebih dikenal sebagai Pelé (lahir 23 Oktober 1940; umur 70 tahun) adalah legenda sepak bola dunia yang berasal dari Brasil. Selama kariernya sebagai pemain, Pele berhasil membawa Brasil menjadi Juara Dunia Sepak bola sebanyak 3 kali, yaitu pada tahun 1958 di Swedia, tahun 1962 di Chili, dan tahun 1970 di Meksiko. Berkat keberhasilannya tersebut, Brasil berhak atas Piala Jules Rimet. Pelé mendapatkan julukan O Rei atau Sang Raja.
Dia lahir di Três Corações, Minas Gerais, Brasil.

Kelahiran

Pelé yang lahir di Três Corações adalah anak pemain sepak bola yang bermain di Fluminense, Dodinho dengan Dona Celeste Arantes. Awalnya dia dipanggil dengan nama Dico tapi kemudian ia dipanggil sebagai Pelé oleh teman-temannya merujuk pada kiper Vasco da Gama yang merupakan idolanya, Bilé. Pelé hidup dalam kemiskinan di Sao Paulo. Dia mencari uang tambahan sebagai pelayan di kedai teh setempat. Dia kemudian bergabung dengan klub lokal Bauru sejak 1952 namun Pelé tidak mampu membeli sepatu bola. Ia kemudian bermain dengan mengikatkan koran bekas di kakinya sebagai sepatu, dan buah jeruk sebagai bolanya.

Karier Klub

Santos

Pada tahun 1956, Pelé mengikuti seleksi pemain sepakbola di klub Santos, sebuah klub kecil diluar Sao Paulo. Pemandu bakat yang melihatnya kemudian berkata kepada Presiden klub bahwa anak 15 tahun yang bernama Pelé akan menjadi "pemain terbaik dunia" Pelé kemudian memulai debutnya di Santos pada 7 September 1957 mencetak 1 gol dalam kemenangan 7-1 melawan Corinthians dalam pertandingan eksebisi. Ketika liga dimulai Pelé telah mendapatkan tempat utama dalam tim senior Santos. Pada akhir musim kompetisi Pelé keluar sebagai top scorer liga pada umur 16 tahun. Hanya dalam tempo singkat, Pelé kemudian dipanggil untuk bergabung dengan skuad tim nasional Brasil. Sesudah penampilannya di Piala Dunia 1962, tim raksasa eropa seperti Real Madrid, Manchester United dan Juventus mulai mengincarnya. Namun hal ini dicegah oleh pemerintah Brasil dengan mengatakan bahwa Pelé adalah bagian dari harta karun negara dan tidak diperbolehkan bermain sepakbola di luar Brasil.
Pelé 1960
Trofi pertama untuk Pelé bersama Santos adalah Campeonato Paulista atau juara liga dimana Pelé secara menakjubkan keluar sebagai pancetak gol terbanyak dengan 56 gol, sebuah rekor yang tetap bertahan sampai sekarang. Setahun kemudian O Rei mempersembahkan trofi Torneio Rio-São Paulo dimana Santos mengalahkan Vasco da Gama 3-0. Sayangnya Santos tidak mampu mempertahankan trofi Campeonato Paulista. Pada 1960 Pelé berhasil membawa Santos memenangkan trofi Campeonato Paulista akan tetapi kalah dalam Torneio Rio-São Paulo. Pelé menyelesaikan kompetisi dengan mencetak 47 gol. Sepanjang kariernya di Santos Pelé telah mempersembahkan 10 trofi Campeonato Paulista, 4 trofi Torneio Rio-São Paulo, 5 trofi Taca Brazil, 1 trofi Recopa Int. dan trofi Torneio Roberto Gomes Pedrosa. Santos kemudian berpartisipasi dalam Copa Libertadores, turnamen paling bergengsi di Amerika Selatan, dimana Pelé berhasil membawa Santos meraih trofi tersebut 2 kali pada tahun 1962 dan 1963 dan menjadi Top Skorer turnamen pada 1965. Pelé juga mengantarkan Santos menjuarai Piala Interkontinental yang sekarang menjadi turnamen Piala Dunia Antarklub pada tahun 1962 mengalahkan Benfica 3-2 dan 4-2 dan 1963, mengalahkan AC Milan 2-4, 4-2 dan play-off 1-0. Pada 19 November 1969 Pelé mencetak gol ke 1.000-nya untuk Santos. Gol itu dicetak Pelé ketika berhadapan dengan Vasco da Gama lewat tendangan pinalti. Penampilan Pelé bersama Santos telah membuatnya berkeliling dunia dalam berbagai laga eksebisi. Salah satunya pada 1967 dimana Santos bersama Pelé tampil di Nigeria di tengah-tengah perang saudara. Tampilnya Pelé membuat perang tersebut mengalami gencatan senjata selama 48 jam agar rakyat bisa menyaksikan Pelé tampil dalam laga eksebisi di Lagos, Nigeria.
Pelé kemudian pensiun sebagai pemain Santos pada tahun 1972. Selama 17 tahun kariernya bersama Santos Pelé telah mengoleksi total 1.115 penampilan dan mencetak 1.091 gol. Ini merupakan sebuah rekor klub.

New York Cosmos

Pada tahun 1974, Pelé tampil sebagai duta sepakbola untuk Amerika Serikat dalam rangka memopulerkan sepak bola bersama dengan Franz Beckenbauer dan Johan Cruyff. Pelé bergabung dengan klub New York Cosmos. Walaupun telah berumur 34 tahun, namun kemampuan Pelé masih memukau. Dia bahkan mengantarkan New York Cosmos menjadi juara NASL (North American Soccer League) pada tahun ketiga nya. Total Pelé tampil dalam 107 pertandingan dan mencetak 64 gol.

Internasional

Karier Pelé bersama Brasil dimulai pada 7 Juli 1957 dimana Brasil kalah oleh Argentina 2-1. Pelé mencetak salah satu gol dalam pertandingan itu pada usia 16 tahun 9 bulan, sebuah rekor untuk Brasil sebagai pemain termuda yang pernah tampil untuk Brasil.

Piala Dunia 1958

Pelé menangis ketika meraih gelar Piala Dunia pertama.
Pertandingan pertama Pelé dalam piala dunia adalah melawan Uni Soviet. Ia adalah pemain termuda dalam turnamen itu. Pelé kemudian mencetak gol pertama untuk Brasil ketika melawan Tim nasional Wales yang mengantarkan Brasil ke semifinal melawan Prancis. Pada babak pertama Brasil telah unggul 2-1, kemudian Pelé mencetak hattrick, menjadi pemain termuda pertama yang melakukannya. Brasil unggul 5-1 atas Prancis. Pada final melawan tuan rumah Swedia, Pelé menjadi orang termuda yang pernah tampil dalam final Piala Dunia dalam usia 17 tahun 249 hari. Dia mencetak 2 gol pada pertandingan itu, salah satunya di daulat sebagai salah satu gol teindah dalam sejarah Piala Dunia, sebuah lob melewati kepala bek Swedia dan disusul oleh tendangan keras terarah ke arah gawang Swedia yang dijaga oleh Kalle Svensson. Pertandingan itu sendiri dimenangi oleh Brasil 5-2. Pelé kemudian menjadi runner-up top scorer dalam turnamen tersebut, di bawah Just Fontaine dengan 6 gol. Brasil pun meraih trofi Piala Dunia nya yang pertama dalam sejarah.

Piala Dunia 1962

Pelé memulai pertandingan melawan Mexico dimana Pelé memberi 1 assist dan kemudian mencetak gol kedua setelah melewati 4 pemain Mexico. Pertandingan itu sendiri berkesudahan 2-0. Sayangnya ia cedera ketika melawan Cekoslowakia. Hal ini membuat Pelé absen sepanjang turnamen, perannya dalam tim Brasil digantikan oleh Garrincha yang berhasil membawa Brasil meraih gelar Piala Dunia ke duanya.

Piala Dunia 1966

Turnamen ini dimulai dengan kontroversi dimana Pelé menjadi target tekel-tekel brutal oleh pemain Bulgaria dan Portugal. Saat itu pergantian pemain belum diperbolehkan dalam pertandingan. Brasil kemudian tersingkir di babak awal. Pelé kemudian bersumpah untuk tidak lagi berpartisipasi dalam Piala Dunia. Ia kemudian mengubah keputusannya itu. Inggris kemudian memenangkan gelar Piala Dunia mereka yang pertama.

Piala Dunia 1970

Pelé dipanggil untuk memperkuat tim Brasil pada 1969, namun ia menolaknya. Setahun kemudian ia kemudaian menyetujuinya dengan bermain untuk tim Brasil selama Piala Dunia 1970 dengan mencetak 6 gol. Tim Brasil saat itu disebut-sebut sebagai tim terbaik sepanjang masa dengan Pelé, Rivelino, Jairzinho, Tostão, Gérson, Carlos Alberto Torres dan Clodoaldo sebagai anggotanya. Pertandingan pertama Brasil berhadapan dengan Cekoslowakia dengan skor akhir 4-1. Brasil kemudian berhadapan dengan juara bertahan Inggris dimana Pelé hampir mencetak gol pertama lewat sundulan ke tiang jauh akan tetapi secara luar biasa diselamatkan oleh kiper Inggris, Gordon Banks. Pertandingan itu sendiri dimenangkan oleh Brasil 1-0. Lawan berikutnya Rumania pun kalah oleh Seleção 3-2 dimana Pelé mencetak gol pembuka lewat tendangan bebas. Peru adalah lawan Brasil berikutnya dengan bintang mudanya Teófilo Cubillas, Seleção kembali melaju lewat kemenangan 4-2 dimana Pelé memberikan assist kepada Tostão untuk mencetak gol ke-3 bagi Brasil . Semifinal mempertemukan Brasil dengan Uruguay untuk pertama kalinya sejak final Piala Dunia 1950 di Brasil dimana Uruguay menghadirkan kedukaan yang mendalam untuk rakyat Brasil. Pertandingan yang penuh emosi bagi rakyat Brasil dimenangkan oleh Seleção 3-1. Italia adalah lawan Seleção di partai final dimana Pelé mencetak gol pembuka laga. Brasil pun menyelesaikan pertandingan dengan keunggulan 4-1 dimana go terakhir menunjukkan dominasi Brasil dalam pertandingan ini. Bola yang di bawa pelan dari daerah pertahanan sendiri berhasil disarangkan ke gawang Italia tanpa bisa disentuh sekali pun oleh para pemain Italia. Pelé menyelesaikan turnamen dengan mencetak 6 gol. Trofi Jules Rimet pun menjadi milik Brasil selamanya. Selama berkostum Seleção, Pelé tampil sebanyak 92 kali dengan mencetak 77 gol (rekor gol terbanyak untuk Brasil sampai saat ini).

Bondan Prakoso

Bondan Prakoso (lahir 8 Mei 1984; umur 26 tahun) adalah pemusik Indonesia yang mengawali karier bermusik sebagai penyanyi cilik di tahun 80-an. Berkat album Si Lumba-lumba namanya melambung. Alumni D3 Sastra Belanda Universitas Indonesia ini memulai karier remaja dan dewasanya saat membentuk band Funky Kopral ditahun 1999 hingga tahun 2002. Kini ia membentuk band baru bernama Bondan Prakoso & Fade 2 Black.

Profil

Bondan Prakoso adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan dari Lili Yulianingsih dan Sisco Batara ini mengawali kariernya sebagai penyanyi cilik di era 80-an hingga awal tahun 90-an. Album perdananya yang bertitel Si Lumba-Lumba sukses dipasaran dan mencuatkan namanya.
Ditahun 1999, Bondan membentuk band Funky Kopral , sebagai bassis, hingga merilis 3 buah album. Bahkan album kedua band ini diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2001 untuk kategori Group Alternatif Terbaik. Ditahun 2003, Funky Kopral merilis album ketiga mereka dengan kolaborasi bersama Setiawan Djodi dengan hits singel Tokek dan lagi-lagi diganjar penghargaan AMI Sharp Awards ditahun 2003 untuk kategori Kolaborasi Rock Terbaik.
Sayang, setelah album ketiga mereka dirilis, band ini bubar. Hingga ditahun 2005 ia memebentuk band baru bernama Bondan Prakoso & Fade 2 Black dengan genre musik Pop Rock yang dipadu dengan Rap. Dengan band barunya ini, Bondan diganjar penghargaan serupa, yakni AMI Sharp Awards ditahun 2008 untuk kategori Group Rap Terbaik.
Sebelumnya, ditahun 2006 Bondan bersama 12 orang pemain bass dari berbagai band di Indonesia seperti Thomas "GIGI", Rindra "Padi", Bongky "BIP", Adam Sheila on 7 dan bassis Indonesia lainnya diganjar penghargaan oleh MURI untuk penghargaan Penampilan Bassis terbanyak dalam satu panggung.

Kehidupan pribadi

Pada tanggal 17 Desember 2007, Bondan menikahi kekasihnya yang bernama Margareth atau yang akrab disapa Margie yang bertempat di Restoran Cibintung, Ciputat, Tangerang, dengan mas kawin berupa seperangkat alat salat dan 17 gram emas.

Diskografi

  • Solo
    • 8 buah album anak-anak (1988-1995)
    • Phsycadelic Sub Rythim (Bass Heroes)
1.Please Dong Ahh(Bersama Rio Saharja)
2.Bunga
3.Feel's Like Home
4.Hidup Berawal Dari Mimpi
5.Siapa
6.Realistic
7.It's All About Soul(Bersama Rio Saharja)
8.Stay On The Line
9.Jazzy Tringual(Besama Rio Saharja)
10.1234
11.Cahya Cinta Sejati
1.Keroncong Protol
2.Xpresikan
3.Kau Puisi
4.Gusti Dewata Mulia Raya
5.Rock On The Beat
6.R.I.P(Rhyme In Peace)
7.Unity
8.Waktu
9.U'll Sorry
10.Rezpector
11.Last But Not Least
12.Wrong Way
13.Microphone XXX
1. Ya Sudahlah
2. Good Time
3. Tetap Semangat
4. Sang Juara
5. Bumi ke Langit
6. Not With Me
7. S.O.S
8. For All
9. Terinjak Terhempas
10. Kita Selamanya
11. Tidurlah